Cara Menyusun Perencanaan Keuangan Sejak Usia Muda untuk Mewujudkan Impian Finansial Masa Depan Anda

Diposting pada

     Menyusun perencanaan uang pribadi adalah hal yang penting
untuk dilakukan agar keuangan pribadi dapat terkelola dengan baik. Salah satunya membiasakan  menabung sejak usia dini sebagai kunci keberhasilan dalam perencanaan keuangan anda di masa depan.

Berikut
adalah cara untuk menyusun perencanaan uang pribadi
:

1.    
Membuat daftar pengeluaran 

        Buat daftar
pengeluaran rutin dan non-rutin yang harus dilakukan selama sebulan, seperti
biaya makan, tagihan, dan keperluan lainnya. Hal ini akan membantu Anda
memahami di mana uang Anda sebenarnya mengalir setiap bulan.

2.    
Buat anggaran 

        Setelah membuat daftar
pengeluaran, buat anggaran untuk setiap kategori. Tentukan jumlah uang yang
diperlukan untuk masing-masing kategori, misalnya untuk biaya makan, tagihan,
dan lain sebagainya.

3.    
Prioritaskan pengeluaran 

        Prioritaskan
pengeluaran Anda agar Anda dapat mengelola uang Anda dengan bijak. Misalnya,
tagihan dan biaya makan akan menjadi prioritas utama dibandingkan dengan
belanja barang-barang yang tidak terlalu penting.

4.    
Hemat uang 

        Cari cara untuk menghemat uang,
misalnya dengan membeli barang-barang yang sedang diskon atau melakukan
pembelian dalam jumlah besar. Selain itu, hindari pengeluaran yang tidak perlu.

5.    
Buat dana darurat 

        Sediakan dana darurat sebagai
tabungan untuk keperluan tak terduga seperti sakit atau kehilangan pekerjaan.
Usahakan untuk menyisihkan minimal 10% dari penghasilan setiap bulan.

6.    
Pantau pengeluaran 

        Pantau pengeluaran Anda
setiap bulan dan bandingkan dengan anggaran yang telah Anda buat. Jika ada
kelebihan atau kekurangan, sesuaikan anggaran Anda untuk bulan berikutnya.

Dengan melakukan perencanaan uang pribadi dengan baik, Anda
dapat mengelola keuangan Anda dengan lebih efektif dan dapat memenuhi kebutuhan
serta merencanakan masa depan dengan lebih baik.

Bagi Anda yang baru mulai bekerja terutama di kota besar
seperti jakarta, surabaya misalnya, penting untuk membuat daftar pengeluaran
rutin dan non-rutin agar pengelolaan keuangan Anda dapat lebih terkontrol. 

Berikut adalah cara untuk membuat daftar pengeluaran tersebut:

1.    
Tentukan pengeluaran rutin

Tentukan pengeluaran bulanan yang
harus Anda keluarkan, seperti biaya transportasi, makanan, tagihan bulanan, dan
sewa. Catat jumlah yang harus dibayarkan setiap bulannya.

·       
Pengeluaran rutin

Sebaiknya tidak melebihi 50% dari gaji Anda. Anggap anda belum
berkeluarga karyawan baru tinggal di kost bulanan dan bekerja kota besar dengan
gaji 6 juta per bulan! maka pengluaran rutin anda maksimal 3 juta per bulan.
Pengeluaran rutin tersebut dapat mencakup biaya transportasi, makanan, tagihan
bulanan, kebutuhan sehari-hari dan sewa tempat tinggal.

·       
Pengeluaran non-rutin

Batas atasnya sebaiknya tidak melebihi 20% dari gaji Anda atau sekitar 1
juta per bulan. Pengeluaran non-rutin tersebut dapat mencakup biaya hobi,
kebutuhan mendadak, atau biaya kesehatan.

·       
Menabung

Dengan pengeluaran rutin dan non-rutin seperti ini, Anda masih dapat
menabung sekitar 30% dari gaji Anda atau sekitar 2 juta per bulan. Bisa di
hitung dalam satu tahun anda bisa menabung sebesar minimal 2 juta x 12 bulan=
24 juta belum termasuk THR (tunjangan hari raya) dan mungkin ada bonus akhir
tahun yang diterima tergantung kebijakan perusahaan masing-masing.

Harapan kita setiap tahun pasti ada kenaikan gaji jika perusahan tempat
bekerja semakin berkembang. 

Untuk detailnya sebagai berikut rincian pengeluaran rutin selama 1 bulan dengan
gaji 6 juta
:

Pengeluaran rutin

        
Biaya makan dan minum:         Rp 1.000.000

        
Biaya transportasi:                    Rp    500.000

        
Biaya listrik, air :                      Rp    100.000

        
Biaya sewa/tempat tinggal:       Rp 1.000.000

        
Biaya telepon dan internet:        Rp    200.000

        
Biaya kebutuhan sehari-hari:     Rp    500.000

        
Total                                           Rp 3.300.000

Pengeluaran Non Rutin

        
Biaya hiburan dan rekreasi:       Rp 
 500.000

        
Biaya perawatan kesehatan:       Rp
  200.000

        
Total                                           Rp   700.000       

        
Total Keseluruhan Pengluaran  Rp 4.000.000

Tabungan: Rp 2.000.000

Anda bisa menghemat lagi biaya
pengluaran anda seperti: mencari kost (gratis biaya listrik dan air ditambah
free wifi), atau alternatif lain: memasak sendiri dengan kompor gas mini,mencari
kost yang lebih dekat dengan tempat kerja anda untuk lebih menghemat biaya
transport.

Namun, tentu saja ini akan tergantung pada prioritas dan gaya hidup Anda.
Jika Anda lebih hemat dalam pengeluaran rutin dan non-rutin dan jangan lupa
alokasikan kebutuhan juga buat orang tua kita. 

Dari hasil tabungan tersebut buat target dalam untuk 5 tahun anda sudah
mempunyai tabungan sebesar 24 juta x 5 tahun = 120 juta
. Dari uang tersebut sudah
membeli rumah yang anda impikan atau digunakan sebagai uang muka beli secara
menyicil atau KPR di sebuah komplek perumahan. Sangat masuk akal bukan? 

·       
Kita simulasikan 5 tahun kemudian Anda sudah menikah
dan sudah mulai tinggal di perumahan (KPR) uang muka sebagian dari hasil
menabung anda selama anda membujang atau hidup sendiri.

Dengan biaya cicilan rumah semisal Rp. 1,860.000 juta per bulan selama 10 tahun
dan gaji naik mungkin sudah diangka 8 juta per bulan, anda masih memilik
tabungan sebesar:

120 juta – 52 juta = 68 juta  Dipotong biaya awal anda menikah sekitar 30 juta anda masih ada sisa tabungan 38 juta!

Tetap pengeluaran rutin Anda sebaiknya tidak melebihi 50% dari gaji Anda
atau sekitar 4 juta per bulan. Pengeluaran rutin tersebut mencakup biaya
transportasi, makanan, tagihan bulanan, seperti listrik, air, dan internet,
serta biaya sewa tempat tinggal. 

·       
Sementara untuk pengeluaran non-rutin, batas atasnya
sebaiknya tidak melebihi 20% dari gaji Anda atau sekitar 1.5 juta per bulan.
Pengeluaran non-rutin tersebut mencakup biaya kesehatan, atau kebutuhan
mendadak lainnya. 

·       
Selain itu, sebaiknya Anda juga mengalokasikan
sekitar 20% dari gaji Anda atau sekitar 1 juta per bulan sebagai tabungan
darurat, yang dapat digunakan untuk kebutuhan mendadak seperti biaya perawatan
kesehatan atau perbaikan rumah. 

·       
Dengan pengeluaran rutin dan non-rutin seperti
ini, Anda masih dapat menabung sekitar 10% dari gaji Anda atau sekitar 1 juta
per bulan.

Dibawah ini simulasi detail rincian pengeluaran rutin selama 1 bulan dengan gaji
sebesar 8 juta rupiah untuk keluarga yang sudah menikah: 

·       
Biaya makan bulanan keluarga:              Rp 2.000.000

·       
Biaya Cicilan Rumah:                             Rp
1.860.000

·       
Biaya transportasi:                                   Rp
1.000.000

·       
Biaya tagihan listrik dan air:                    Rp    500.000

·       
Biaya telepon dan internet:                      Rp    300.000

·       
Biaya gas untuk memasak:                      Rp    150.000

·       
Biaya kebutuhan rumah tangga lainnya

(pembersih rumah, deterjen, sabun, dll.): Rp    500.000

·       
Biaya hiburan dan rekreasi keluarga:       Rp    500.000 

Total pengeluaran rutin (max):
             Rp 6.810.000

 Sisa untuk buat Tabungan:                  Rp 1.190.000 !!

Ada
beberapa cara untuk bisa lebih menghemat pengeluaran rutin bulanan diatas,
diantara: 

1.         Buatlah anggaran bulanan yang detail dan patuhi:
Buatlah rencana pengeluaran yang detail, termasuk biaya-biaya rutin dan tagihan
bulanan yang harus dibayarkan. Selalu patuhi rencana anggaran tersebut dan
jangan melebihi batas yang telah ditentukan. 

2.         Hindari pembelian yang tidak perlu: Hindari
membeli barang-barang yang tidak dibutuhkan, atau barang-barang yang sifatnya
hanya sekedar keinginan. Prioritaskan hanya membeli barang-barang yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. 

3.         
Hemat energi listrik dan air: Pastikan untuk
mematikan peralatan listrik yang tidak digunakan, seperti televisi dan lampu
saat tidak ada yang menonton atau memerlukan cahaya. Selain itu, perbaiki keran
bocor dan peralatan rumah tangga yang tidak efisien dalam penggunaan air.

4.         Gunakan transportasi yang lebih hemat biaya:
Coba gunakan transportasi yang lebih hemat biaya, seperti menggunakan sepeda
atau angkutan umum daripada menggunakan kendaraan pribadi yang membutuhkan
bahan bakar.
 

5.         
Cari alternatif tempat rekreasi gratis atau
murah
: Cari alternatif   tempat rekreasi
atau liburan keluarga yang gratis atau murah, seperti taman kota, pantai, atau
sungai. 

6.         Kurangi penggunaan kartu kredit: Hindari
penggunaan kartu kredit untuk pembelian yang tidak perlu. Gunakanlah kartu
kredit hanya dalam situasi darurat atau untuk pembelian yang memang dibutuhkan,
dan bayar tagihannya tepat waktu untuk menghindari bunga dan denda.

 7.        Buat menu makanan yang terencana: Buatlah menu
makanan yang terencana dan sesuai dengan anggaran bulanan yang telah
ditentukan. Hindari membeli makanan di luar yang cenderung lebih mahal dan
kurang sehat.
 

Dari saran
diatas anda bisa menabung lebih lagi. Jangan lupa persiapkan alokasikan
biaya untuk kebutuhan lain seperti rencana memiliki anak, biaya melahirkan,
kesehatan, pendidikan anak dan lain2
.
Namun, pastikan bahwa
anggaran yang telah ditentukan masih bisa disesuaikan kondisi keluarga Anda sehingga
kebutuhan primer dan sekunder keluarga terpenuhi.

Apa yang dimaksud dengan kebutuhan primer, kebutuhan
sekunder, dan kebutuhan tersier dalam rumah tangga
:

1.    
Kebutuhan primer adalah kebutuhan dasar yang
harus dipenuhi oleh setiap individu atau keluarga, seperti makanan, air,
pakaian, tempat tinggal, dan kesehatan

2.    
Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang tidak
terlalu penting, namun tetap dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan primer dan
meningkatkan kualitas hidup, seperti transportasi, pendidikan, dan hiburan. 

3.    
Kebutuhan tersier adalah kebutuhan yang bersifat
mewah atau kemewahan, seperti perhiasan, barang-barang mewah, dan liburan
mewah, yang tidak penting untuk memenuhi kebutuhan dasar dan kualitas hidup
sehari-hari, tetapi mungkin diinginkan untuk meningkatkan kenyamanan hidup. 

Memiliki kemampuan untuk
memprioritaskan kebutuhan primer dan sekunder dalam kehidupan berkeluarga
adalah kunci penting untuk mengelola anggaran keluarga dengan bijak.

Dengan
memprioritaskan kebutuhan primer dan sekunder secara bijak, keluarga dapat
mengelola keuangan mereka dengan lebih baik dan merencanakan masa depan yang
lebih stabil secara finansial anda bisa menambahkan kebutuhan tersier sebagai
pelengkap. 

Kebutuhan
tersier
dalam berumah tangga adalah kebutuhan yang bersifat mewah atau
kemewahan yang tidak penting untuk memenuhi kebutuhan dasar dan kualitas hidup
sehari-hari, tetapi mungkin diinginkan untuk meningkatkan kenyamanan hidup.

Contoh
dari kebutuhan tersier adalah barang-barang mewah seperti mobil baru, perhiasan,
liburan mewah, mobil baru, renovasi tau perbaikan secara total
, dan sejenisnya. 

Meskipun
kebutuhan tersier dapat memberikan kepuasan dan kenyamanan bagi keluarga, namun
dalam memprioritaskan pengeluaran, kebutuhan tersier sebaiknya ditempatkan pada
posisi yang lebih rendah dibandingkan kebutuhan primer dan sekunder. Hal ini
karena kebutuhan tersier tidak penting dan tidak memenuhi kebutuhan dasar
keluarga. 

Prioritas
yang salah dalam memenuhi kebutuhan dapat membuat keluarga mengalami kesulitan
finansial dan menghadapi masalah keuangan di masa depan
. Oleh karena itu,
sebaiknya keluarga mengutamakan kebutuhan primer dan sekunder terlebih dahulu
dan memastikan bahwa kebutuhan ini terpenuhi sebelum mempertimbangkan kebutuhan
tersier. 

Namun,
bukan berarti kebutuhan tersier harus diabaikan sama sekali. Keluarga masih
bisa memperoleh kebutuhan tersier dengan cara yang lebih bijak, seperti
menabung terlebih dahulu untuk membeli barang-barang mewah atau membatasi
pengeluaran untuk kebutuhan tersier agar tidak mengganggu prioritas pengeluaran
yang lebih penting.

Dalam kesimpulannya, meskipun kebutuhan tersier dapat
meningkatkan kenyamanan hidup keluarga, kebutuhan primer dan sekunder tetaplah
yang paling penting dan harus diprioritaskan. Keluarga dapat memperoleh kebutuhan
tersier dengan cara yang lebih bijak dan tidak mengganggu prioritas pengeluaran
yang lebih penting. 

Jangan
lupa untuk selalu memprioritaskan kebutuhan keluarga dan hidup hemat agar keuangan
keluarga tetap stabil dan terjaga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *