Ingin Memulai Bisnis Online? Pelajari Perbedaan Antara Dropshipper dan Reseller

Diposting pada

Mengapa menjadi
dropshipper atau reseller di era digital saat ini sangat menjanjikan
:

1.    
Potensi
Pasar yang Besar

Bisnis dropshipping atau reseller
dapat menjangkau pasar yang sangat luas, terutama dalam era digital saat ini.
Anda dapat menjual produk ke seluruh dunia dengan menggunakan internet sebagai
media pemasaran.

2.    
Modal
yang Rendah

Salah satu keuntungan dari
menjadi dropshipper atau reseller adalah modal yang lebih rendah dibandingkan
membuka toko fisik atau memproduksi produk sendiri. Anda tidak perlu membeli
stok produk terlebih dahulu, dan tidak memerlukan gudang untuk menyimpan
produk.

3.    
Fleksibilitas

Anda dapat menjalankan bisnis
dropshipping atau reseller secara fleksibel, dengan waktu yang lebih luwes
dibandingkan dengan pekerjaan tetap. Anda bisa memilih waktu kerja sesuai
dengan keinginan, sehingga dapat menjalankan bisnis ini sebagai sampingan atau
pekerjaan utama.

4.    
Tanpa
Risiko Overstock

Dalam bisnis dropshipping atau
reseller, Anda tidak perlu khawatir akan memiliki produk yang tidak laku atau
overstock. Anda hanya perlu memesan produk ketika ada pesanan, sehingga risiko
kerugian akibat produk yang tidak terjual sangat rendah.

5.    
Potensi
Keuntungan yang Besar

Keuntungan dari bisnis
dropshipping atau reseller dapat mencapai 30-50% dari harga jual, tergantung
pada jenis produk yang dijual. Dengan strategi yang tepat dalam memilih produk
dan pasar yang tepat, potensi keuntungan dari bisnis ini sangat besar.

Dalam kesimpulannya, menjadi dropshipper atau reseller saat
ini sangat menjanjikan karena potensi pasar yang besar, modal yang rendah,
fleksibilitas waktu, tanpa risiko overstock, dan potensi keuntungan yang besar.
Namun, tetap diperlukan usaha dan strategi yang tepat untuk mengembangkan
bisnis ini.

Dropshipper dan
reseller
adalah dua model bisnis yang berbeda dalam hal pengelolaan produk
dan penjualan.

Berikut adalah
penjelasan detail perbedaan antara kedua model bisnis tersebut
:

1.    
Pengelolaan
produk

Dropshipper tidak perlu menyimpan
stok produk mereka karena mereka hanya berperan sebagai perantara antara
pelanggan dan pemasok. Saat pelanggan memesan produk dari dropshipper,
dropshipper akan memesan produk tersebut dari pemasok dan mengirimkannya
langsung ke pelanggan. Sedangkan reseller harus memiliki stok produk sendiri
yang harus mereka beli dari pemasok.

2.    
Biaya
modal

Modal awal untuk menjadi
dropshipper lebih rendah dibandingkan reseller, karena dropshipper tidak perlu
membeli stok produk. Sedangkan reseller harus memiliki modal yang cukup besar
untuk membeli stok produk yang akan mereka jual.

3.    
Pengiriman
dan penyimpanan

Dropshipper tidak perlu khawatir
tentang pengiriman dan penyimpanan produk karena tugas ini diambil alih oleh
pemasok. Sedangkan reseller harus mengurus pengiriman dan penyimpanan produk
sendiri.

4.    
Keuntungan

Dropshipper mendapatkan
keuntungan dengan menetapkan harga yang lebih tinggi daripada harga pemasok,
sehingga mereka memperoleh perbedaan harga sebagai keuntungan. Sedangkan
reseller memperoleh keuntungan dengan menetapkan harga jual yang lebih tinggi
dari harga beli stok produk yang mereka miliki.

5.    
Kendali
atas produk

Reseller memiliki kendali yang
lebih besar atas produk mereka karena mereka memiliki stok dan dapat memilih
produk apa yang akan dijual. Sedangkan dropshipper hanya memiliki kendali yang
terbatas karena mereka harus mengandalkan pemasok untuk mengelola produk.

6.    
Risiko

Dropshipper memiliki risiko yang
lebih rendah dibandingkan reseller karena mereka tidak perlu menanggung biaya
penyimpanan atau biaya produk yang tidak terjual. Sedangkan reseller harus
menghadapi risiko kerugian jika produk mereka tidak laku atau mengalami
kerusakan.

7.    
Branding

Reseller dapat membangun merek
sendiri dengan menjual produk mereka di bawah merek mereka sendiri. Sedangkan
dropshipper tidak memiliki kontrol atas merek atau branding produk yang mereka
jual, karena produk tersebut dijual dengan merek pemasok.

8.    
Keuntungan
skala

Reseller dapat menghasilkan
keuntungan yang lebih besar secara proporsional dengan meningkatnya penjualan,
karena mereka dapat membeli stok produk dengan harga yang lebih murah dalam
jumlah besar. Sedangkan dropshipper tidak dapat memanfaatkan keuntungan skala
karena mereka hanya memesan produk satu per satu saat ada pesanan.

Dalam kesimpulannya, perbedaan utama antara dropshipper dan
reseller adalah dalam pengelolaan produk,
biaya modal, pengiriman dan penyimpanan, keuntungan, kendali atas produk,
risiko, branding, dan keuntungan skala
. Namun, kedua model bisnis ini dapat
menghasilkan pendapatan yang cukup baik, tergantung pada strategi dan kemampuan
untuk memasarkan produk yang dijual.

Kalau anda masih bingung enak menjadi dropshipper atau
reseller? kami akan membedah secara terperinci masing-masing mengenai istilah
dropshipper dan reseller

Berikut adalah
penjelasan secara detail mengenai cara menjadi dropshipper
:

1.    
Pilih
produk yang ingin dijual

Pertama-tama, pilihlah produk
yang ingin dijual. Pastikan produk tersebut memiliki permintaan yang tinggi di
pasaran dan memiliki margin keuntungan yang cukup untuk Anda.

2.    
Cari
pemasok

Setelah memilih produk, carilah
pemasok yang bisa Anda andalkan. Pastikan pemasok memiliki kualitas produk yang
baik, harga yang wajar, dan dapat mengirimkan produk langsung ke pelanggan Anda
tanpa label merek mereka.

3.    
Daftarkan
diri di program dropshipper pemasok

Setelah menemukan pemasok yang
cocok, daftarkan diri Anda di program dropshipper mereka. Pemasok akan
memberikan informasi mengenai produk, harga, dan cara memesan produk.

4.    
Buat
situs web atau toko online

Buatlah situs web atau toko
online untuk memasarkan produk Anda. Pastikan situs web atau toko online Anda
mudah digunakan dan menarik bagi pelanggan Anda.

5.    
Pasarkan
produk Anda

Setelah situs web atau toko
online Anda dibuat, mulailah memasarkan produk Anda. Gunakan media sosial dan
iklan online untuk mempromosikan produk Anda dan menarik pelanggan baru.

6.    
Terima
pesanan dan pesan dari pemasok

Setelah pelanggan memesan produk
dari situs web atau toko online Anda, pesan produk dari pemasok dengan detail
pesanan pelanggan. Pemasok akan mengirimkan produk langsung ke pelanggan Anda.

7.    
Lakukan
follow-up dengan pelanggan

Setelah produk diterima oleh
pelanggan, lakukan follow-up untuk memastikan bahwa mereka puas dengan produk
yang diterima. Hal ini akan membantu Anda membangun hubungan yang baik dengan
pelanggan dan meningkatkan kepercayaan pelanggan pada bisnis Anda.

8.    
Kelola
hubungan dengan pemasok

Pastikan hubungan Anda dengan
pemasok tetap baik dan saling menguntungkan. Jangan ragu untuk memberikan
masukan mengenai produk dan layanan pemasok, serta melakukan negosiasi harga
agar margin keuntungan Anda tetap sehat.

Dalam kesimpulannya, menjadi dropshipper memerlukan upaya
dalam mencari pemasok, membangun situs web atau toko online, memasarkan produk,
mengelola pesanan dan hubungan dengan pelanggan dan pemasok. Namun, jika
dilakukan dengan baik, model bisnis ini dapat menghasilkan pendapatan yang baik
tanpa harus memiliki modal awal yang besar atau menanggung risiko yang tinggi seperti menjadi reseller.

Berikut ini adalah
beberapa tempat di mana Anda dapat bergabung untuk menjadi dropshipper
:

1.    
Marketplace
online

Terdapat banyak marketplace
online seperti Tokopedia, Shopee, Bukalapak, Lazada, dan lainnya yang
menyediakan fitur dropshipper. Anda bisa memilih produk yang ingin dijual,
mengambil gambar produk, dan menjualnya di platform marketplace tersebut.

2.    
Situs
e-commerce

Beberapa situs e-commerce seperti
JD.ID, Blibli.com, Mataharimall.com, dan lainnya juga menyediakan program
dropshipper.

3.    
Agen
distributor

Agen distributor adalah tempat di
mana Anda bisa membeli produk secara langsung dari supplier dengan harga
grosir, kemudian menjualnya kembali dengan harga jual yang lebih tinggi.
Beberapa agen distributor memiliki program dropshipper untuk memudahkan Anda
dalam menjual produk mereka.

4.    
Supplier

Anda bisa mencari supplier yang
menjual produk-produk yang ingin dijual, dan bekerja sama dengan mereka untuk
melakukan dropshipper.

Perlu diingat bahwa sebelum bergabung menjadi dropshipper,
pastikan untuk melakukan riset terlebih dahulu tentang supplier atau agen
distributor yang akan Anda gunakan. Pastikan produk yang dijual berkualitas dan
harga yang ditawarkan kompetitif agar bisa bersaing di pasar online.

Sebagai contoh, untuk menghitung keuntungan yang dapat diperoleh dari
menjadi dropshipper dengan modal awal sebesar 10 juta
, perlu
dipertimbangkan beberapa faktor seperti margin keuntungan, harga produk, dan
biaya pengiriman.

Misalnya:

·       
Anda memilih produk fashion dengan harga jual Rp
200.000 per item dan margin keuntungan sebesar 30%. Dalam satu bulan, Anda
berhasil menjual 100 item dengan total penjualan sebesar Rp 20.000.000.

·       
Selanjutnya, biaya pengiriman dapat dihitung
dengan asumsi biaya pengiriman sebesar Rp 20.000 per item. Maka total biaya
pengiriman dalam satu bulan adalah Rp 2.000.000.

·       
Dengan begitu, keuntungan yang diperoleh dalam
satu bulan adalah sebagai berikut: Total penjualan – Biaya pengiriman – Modal
awal Rp 20.000.000 – Rp 2.000.000 – Rp 10.000.000 = Rp 8.000.000

Dalam contoh ini, dengan modal awal sebesar 10 juta dan
berhasil menjual 100 item produk fashion, maka keuntungan yang dapat diperoleh
dalam satu bulan sebesar Rp 8.000.000. Namun, perlu diingat bahwa hasil ini
bersifat simulasi dan tidak mencakup biaya lainnya seperti biaya iklan atau
biaya operasional lainnya. Selalu lakukan analisis yang lebih komprehensif
sebelum memulai bisnis dropshipping

Berikut adalah
penjelasan secara detail mengenai cara menjadi reseller
:

1.    
Pilih
produk yang ingin dijual

Pertama-tama, pilihlah produk
yang ingin dijual. Pastikan produk tersebut memiliki permintaan yang tinggi di
pasaran dan memiliki margin keuntungan yang cukup untuk Anda.

2.    
Cari
pemasok

Setelah memilih produk, carilah
pemasok yang bisa Anda andalkan. Pastikan pemasok memiliki kualitas produk yang
baik, harga yang wajar, dan dapat memberikan persediaan yang cukup untuk Anda.

3.    
Lakukan
negosiasi dengan pemasok

Setelah menemukan pemasok yang
cocok, lakukan negosiasi harga dan persyaratan pembelian dengan pemasok.
Pastikan Anda memahami dengan jelas aturan dan ketentuan yang berlaku.

4.    
Beli
stok produk

Setelah tercapai kesepakatan
dengan pemasok, beli stok produk yang akan dijual. Pastikan Anda memiliki
persediaan yang cukup untuk memenuhi permintaan pelanggan.

5.    
Tentukan
harga jual

Tentukan harga jual yang
kompetitif, yang masih memberikan margin keuntungan yang baik bagi Anda.

6.    
Buat
saluran distribusi

Tentukan saluran distribusi yang
tepat untuk produk Anda. Anda dapat menjual produk secara online atau melalui
toko fisik.

7.    
Pasarkan
produk Anda

Setelah saluran distribusi
terbentuk, mulailah memasarkan produk Anda. Gunakan media sosial dan iklan
online untuk mempromosikan produk Anda dan menarik pelanggan baru.

8.    
Terima
pesanan dan pengiriman

Setelah pelanggan memesan produk
dari Anda, terima pesanan dan siapkan pengiriman produk ke pelanggan dengan
cepat.

9.    
Lakukan
follow-up dengan pelanggan

Setelah produk diterima oleh
pelanggan, lakukan follow-up untuk memastikan bahwa mereka puas dengan produk
yang diterima. Hal ini akan membantu Anda membangun hubungan yang baik dengan
pelanggan dan meningkatkan kepercayaan pelanggan pada bisnis Anda.

10.
Kelola
hubungan dengan pemasok

Pastikan hubungan Anda dengan
pemasok tetap baik dan saling menguntungkan. Jangan ragu untuk memberikan
masukan mengenai produk dan layanan pemasok, serta melakukan negosiasi harga
agar margin keuntungan Anda tetap sehat.

Dalam kesimpulannya, menjadi reseller memerlukan upaya dalam
mencari pemasok, melakukan negosiasi harga dan persyaratan pembelian, membeli
stok produk, menentukan harga jual, memilih saluran distribusi yang tepat,
memasarkan produk, mengelola pesanan dan hubungan dengan pelanggan dan pemasok.
Namun, jika dilakukan dengan baik, model bisnis ini dapat menghasilkan
pendapatan yang baik dengan risiko yang lebih rendah dibandingkan menjadi
produsen atau memproduksi produk sendiri.

Ada beberapa
tempat di mana anda dapat bergabung untuk menjadi reseller diantaranya
:

1.    
Situs
e-commerce

Beberapa situs e-commerce seperti
JD.ID, Blibli.com, Mataharimall.com, dan lainnya menyediakan program reseller.
Anda bisa bergabung dengan program tersebut untuk menjual produk mereka dengan
harga jual yang lebih tinggi dan mendapatkan keuntungan.

2.    
Marketplace
online

Marketplace online seperti
Tokopedia, Shopee, Bukalapak, Lazada, dan lainnya juga memiliki fitur reseller.
Anda bisa memilih produk yang ingin dijual, mengambil gambar produk, dan
menjualnya di platform marketplace tersebut.

3.    
Agen
distributor

Agen distributor adalah tempat di
mana Anda bisa membeli produk secara langsung dari supplier dengan harga
grosir, kemudian menjualnya kembali dengan harga jual yang lebih tinggi.
Beberapa agen distributor memiliki program reseller untuk memudahkan Anda dalam
menjual produk mereka.

4.    
Brand
tertentu

Beberapa brand tertentu memiliki
program reseller yang bisa Anda ikuti untuk menjual produk mereka.

Pastikan untuk melakukan riset terlebih dahulu sebelum
bergabung menjadi reseller. Pastikan produk yang dijual berkualitas dan harga
yang ditawarkan kompetitif agar bisa bersaing di pasar online. Selain itu,
pastikan juga untuk memilih produk yang sesuai dengan target pasar yang Anda
inginkan.

Berikut adalah contoh simulasi menghitung keuntungan yang dapat diperoleh
dari menjadi reseller dengan modal awal sebesar 10 juta
:

Misalnya:

·       
Anda memilih produk kecantikan dengan harga
grosir Rp 50.000 per produk dan harga jual Rp 70.000 per produk dengan margin
keuntungan sebesar 40%. Dalam satu bulan, Anda berhasil menjual 500 produk
dengan total penjualan sebesar Rp 35.000.000.

·       
Selanjutnya, Anda perlu menghitung biaya-biaya
yang terkait dengan bisnis reseller, seperti biaya transportasi, biaya promosi,
dan biaya operasional lainnya. Misalnya, biaya transportasi dalam satu bulan
sebesar Rp 1.000.000 dan biaya promosi sebesar Rp 2.000.000.

·       
Dengan begitu, keuntungan yang diperoleh dalam
satu bulan adalah sebagai berikut: Total penjualan – Biaya transportasi – Biaya
promosi – Modal awal Rp 35.000.000 – Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000 – Rp
10.000.000 = Rp 22.000.000

Dalam contoh ini, dengan modal awal sebesar 10 juta dan
berhasil menjual 500 produk kecantikan dengan harga jual Rp 70.000 per produk,
maka keuntungan yang dapat diperoleh dalam satu bulan sebesar Rp 22.000.000.
Namun, perlu diingat bahwa hasil ini bersifat simulasi dan tidak mencakup biaya
lainnya seperti biaya pajak atau biaya operasional lainnya. Selalu lakukan
analisis yang lebih komprehensif sebelum memulai bisnis reseller.

Demikian penjelasan dari kami tentang istilah dropshipper
dan reseller. Sekarang tinggal anda memilih mana yang terbaik untuk memulai
bisnis online anda.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *