Setelah 7 hari pasca meninggalnya bapak mertua (ayah kandung istri), kami bersiap kembali melakukan
perjalanan jauh dari Ngawi ke rumah kami di daerah Bogor. Dalam perjalanan
panjang yang melelahkan, banyak kejadian tak terduga yang belum pernah kami
alamii sebelumnya. Bersama istri dan anak-anak, kami mulai perjalanan selepas
sholat isya.
Sampai Semarang waktu sekitar jam 22.45, kami memutuskan
untuk beristirahat sejenak di Rest Area 398B Semarang _ Batang 389B. Bertiga saya, istri
dan anak laki2 bergegas ke toilet. Sedangkan si bungsu menunggu di mobil. Namun,
tanpa disadari, saat istri saya bergegas meninggalkan toilet, dia lupa membawa
tas selempangnya berisi dompet dan barang-barang berharga. Istri baru menyadari
kehilangan itu beberapa jam kemudian, ketika kami telah melanjutkan perjalanan
jauh.
Tepatnya saat memutuskan istirahat tidur sejenak di Rest Area KM 229B Kanci – Pejagan. Kurang lebih 2 jam istirahat sebelum melanjutkan
perjalanan, kami melakukan pengisian bensin terlebih dahulu karena kondisi bbm limit.
Disini perasaan panik dan cemas dimulai. Sambil petugas SPBU mengisi bahan
bakar sebesar 300 ribu, istri terlihat bingung mencari dompetnya untuk membayar
ke petugas yang sedang mengisi bbm di mobil kami tersebut. Dompet tersebut tidak ditemukan dan saya ingat di
dompet saya hanya ada uang sekitar 100 ribu lebih dan atm. Saya meminta petugas
“apakah bisa membayar menggunakan kartu debit BCA mas?”. Kurang jelas apa jawaban yang saya
dengar saat itu, kami di haruskan bayar pakai uang cash, dan baiknya petugas
mengarahkan saya untuk mengambil uang di ATM BNI yang berada tepat didepan SPBU
tersebut. Alhamdulillah..
Akhirnya kami melanjutkan perjalanan lagi. Dalam perjalanan
istri mencoba mengingat dimana tas selempangnya tertinggal, dan dia baru sadar,
kemungkinan membawa tas selempang tersebut ketika hendak ke toilet Rest Area
389B Semarang – Batang. Berbagai pertimbangan yang kami pikirkan saat itu resiko
terburuknya tas tersebut hilang, atau
mencoba mencari nomor telp call center rest area toll Semarang
tersebut. Opsi pilihan kedua kami coba mencari no telponnya.
Setelah terhubung dengan call center rest area dalam harapan
keajaiban bahwa tas istri masih bisa ditemukan. Kemudian kami melanjutkan perjalanan lagi arah pulang meskipun dalam kondisi panik, saya merasa
sedikit tenang karena mereka berjanji akan berusaha mencari dan mengembalikan
tas istri saya tersebut. Kalaupun hilang sebenarnya tidak masalah kami akan
mengurus kartu identitas yang baru lagi, namun ada beberapa berkas penting di
dalamnya yang pengurusan kehilangannya butuh waktu lebih lama.
Sampai kami di rest area berikutnya yaitu Rest Area KM 130B
Tol Cipali untuk melakukan sholat shubuh dan beristirahat sejenak sambil
membeli sarapan pagi. Setengah jam kemudian kami bergegas untuk melanjutkan
perjalanan lagi.
Sebelum mobil jalan saya cek terlebih dahulu apakah ada pesan
masuk di HP, dan alhamdulillah kabar baik menghampiri. Kami merasa kaget dan
senang ketika petugas call center rest area memberikan info via WA. Mereka memberi tahu bahwa telah
menemukan tas istri yang tertinggal di toilet tersebut. Berbagai pertimbangan jarak
dan waktu, akhirnya kami meminta tas selempang tersebut dikirim ke alamat rumah kami di
Bogor.
Rasa terharu meluap dalam hati kami terutama istri saya.
Meskipun jarak yang jauh dan kesibukan mereka, mereka bersedia mengirimkan
barang-barang saya kembali ke alamat rumah.
Tidak berselang lama 2 hari kemudian, saya menerima paket tersebut. Ketika membuka isinya, rasanya tak ada kata yang bisa
menggambarkan perasaan bahagia dan syukur kami. Semua barang berharga istri,
termasuk dompet dengan isinya, telah dikembalikan dengan utuh dan aman.
Tindakan baik dan keramahan petugas rest area ini tidak
hanya mengembalikan barang berharga kami, tetapi juga membawa harapan dan
keyakinan bahwa kebaikan masih dan akan selalu ada di dunia ini. Pengalaman ini
mengajarkan saya tentang arti sejati dari pelayanan dan kepedulian terhadap
sesama, bahkan dalam situasi yang mungkin terlihat sederhana.
Kisah ini mengingatkan saya bahwa dalam perjalanan hidup
ini, kita sering kali bertemu dengan orang-orang yang dengan tulus berusaha
membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik dengan tindakan-tindakan kecil
mereka. Saya akan selalu merasa berutang budi kepada petugas rest area tersebut
dan mendoakan agar kebaikan yang mereka tunjukkan terus menginspirasi orang
lain di sepanjang perjalanan hidup mereka.