Jembatan Panjang RI Jadi Incaran China hingga Kanada, Tersambung Tahun 2028

Diposting pada

Jakarta – Pemerintah tengah melakukan proses lelang ulang dalam proyek jalan tol Getaci (Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap). Anggota Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian PUPR Sony Sulaksono mengakui bahwa proses lelang ulang ini terjadi karena ada masalah dengan salah satu investor sehingga harus meninggalkan proyek ini.

“Getaci merupakan proyek strategis nasional dan saat ini sedang dalam proses lelang ulang karena salah satu investor mengalami kesulitan pendanaan. Kami berharap proses lelang ini dapat selesai pada awal Januari,” kata Sony Sulaksono kepada CNBC Indonesia, Sabtu (20/1/2024).

Meskipun begitu, masih ada beberapa investor dari berbagai negara yang tertarik untuk berinvestasi dalam proyek tol terpanjang di Indonesia ini. Sony menyebut bahwa investor tersebut berasal dari berbagai negara, seperti Asia, Australia, China, Timur Tengah, Malaysia, Hong Kong, dan Kanada.

Namun, sebelum investor baru dapat berinvestasi, masih ada beberapa tahapan yang harus dilalui, salah satunya adalah pembebasan lahan. Pemerintah akan memprioritaskan pembebasan lahan di titik awal proyek, yaitu di Gedebage.

“Tahap awal pembangunan akan dilakukan di Gedebage – Garut Utara pada 2025-2027 sehingga segmen tersebut dapat dioperasikan pada 2028. Sedangkan untuk Garut Utara – Ciamis, pembangunannya akan dimulai pada 2030 setelah pembebasan lahan selesai pada 2028,” jelas Sony.

Proyek tol Getaci diproyeksikan sebagai tol terpanjang di Indonesia dengan total panjang 206,65 km. Proyek ini merupakan Proyek Strategis Nasional yang tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020 tentang Percepatan Proyek Strategis Nasional.

Lingkup proyek ini meliputi pendanaan, perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi, pengoperasian, dan pemeliharaan untuk seluruh jalan tol. Sebelumnya, proyek ini akan dikerjakan oleh konsorsium yang terdiri dari perusahaan BUMN dan swasta, namun beberapa perusahaan memilih untuk mundur.

PT Jasa Marga (Persero) Tbk akan memimpin konsorsium ini dengan porsi 32,5%, sedangkan PT Waskita Karya (Persero) Tbk memiliki porsi 20%, PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk 10%, PT Gama Grup 13,38%, PT Jasa Sarana 0,75%, dan PT Wijaya Karya (Persero) 10%.

Artikel Selanjutnya: Daftar Konglomerat yang Sempat Mau Garap Tol Terpanjang RI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *