Mahfud MD Mengkritik Kondisi Sri Mulyani Lewat Tulisan Menyindir Orang yang Tersandera

Diposting pada

“Sri Mulyani, Menteri Keuangan yang Diduga Akan Mundur dari Kabinet Jokowi!”

Kabar tersebut pertama kali mencuat setelah ekonom senior, Faisal Basri, mengungkapkan dalam sebuah diskusi di Jakarta bahwa Sri Mulyani adalah menteri yang paling siap secara moral untuk mengundurkan diri dari kabinet. Faisal juga menyebut Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, siap untuk mundur.

Faisal berpendapat bahwa menteri-menteri teknokrat seperti Sri Mulyani dan Basuki siap mundur karena adanya isu dukungan Presiden Joko Widodo terhadap calon presiden-calon wakil presiden nomor urut 2, Prabowo-Gibran, dalam Pilpres 2024.

Meskipun isu tersebut telah dibantah langsung oleh Sri Mulyani, namun hal tersebut tetap menjadi perbincangan di kalangan masyarakat dan politikus. Bahkan, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD, juga turut mengunggah sebuah tulisan di akun Twitter pribadinya yang berisikan pesan tentang pentingnya menjadi manusia yang merdeka dan tidak terjebak oleh kesalahan orang lain.

Meskipun tidak menyebut nama secara langsung, banyak yang menilai bahwa unggahan tersebut merupakan sindiran untuk Sri Mulyani. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa Sri Mulyani tidak mungkin mundur dari jabatannya sebagai menteri karena ia merupakan seorang profesional yang tidak berafiliasi dengan partai politik.

Isu mundur tersebut pertama kali dihembuskan oleh ekonom senior, Faisal Basri, yang mengungkapkan bahwa Sri Mulyani telah dibujuk untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Menteri Keuangan. Faisal juga mengajak Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, untuk mundur dari Kabinet Indonesia Maju.

Hal ini dipicu oleh dukungan yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo kepada pasangan calon presiden-calon wakil presiden nomor urut 2, Prabowo-Gibran, dalam Pilpres 2024. Faisal berharap bahwa ajakan untuk mundur tersebut dapat menjadi pemicu yang dahsyat, seperti yang terjadi pada zaman Presiden Soeharto ketika 14 menteri mundur dari jabatannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *