Jakarta – Rusia kembali menunjukkan taringnya dengan menargetkan Moldova, negara di Eropa Timur yang ingin bergabung dengan Uni Eropa (UE). Hal ini sejalan dengan ancaman tersirat yang dikirimkan oleh Rusia kepada Moldova.
Moldova yang berada di tengah-tengah perang dengan Ukraina, kembali menjadi sasaran Rusia. Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov mengatakan bahwa negara bekas republik Soviet itu sedang berada dalam bahaya karena keinginannya untuk bergabung dengan UE.
Lavrov menyampaikan pernyataannya dalam konferensi tingkat menteri yang diadakan oleh Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE). Menurutnya, Memorandum Kozak yang seharusnya bisa menyelesaikan situasi di Moldova 20 tahun lalu, gagal berkat campur tangan NATO dan UE.
Moldova yang telah merasakan upaya destabilisasi yang dilakukan Rusia terhadap mereka, mengecam komentar Lavrov. Mereka menegaskan bahwa invasi Rusia ke Ukraina adalah tindakan brutal dan Moldova telah menjadi korban berikutnya dari perang hibrida yang dilancarkan oleh Barat.
Meski demikian, Moldova tidak sendirian. Uni Eropa (UE) dan negara-negara anggotanya telah memberikan dukungan penuh kepada Moldova dengan memberinya status kandidat pada Juni 2022. Dukungan tersebut ditegaskan kembali pada Maret tahun ini, dengan UE dan anggotanya berjanji untuk terus memberikan dukungan keamanan dan ekonomi kepada Moldova sambil menunggu jalan menuju aksesi.
Moldova juga telah mengambil langkah untuk mengubah undang-undangnya sehingga negara tersebut dapat mengajukan upaya untuk bergabung dengan UE. Namun, Rusia mengancam akan membalas setelah parlemen Moldova memutuskan untuk ikut serta dalam sanksi UE terhadap Rusia.
Sementara itu, Memorandum Kozak yang diusulkan oleh Rusia pada tahun 2003 untuk menyelesaikan hubungan antara Moldova dan wilayah separatis Transnistria, akhirnya ditolak oleh Moldova. Pada tanggal 24 November, para pejabat Rusia mengecam Moldova dan mengancam akan membalas tindakan tersebut.
Situasi ini menegaskan bahwa Moldova telah menjadi sasaran Rusia selama 30 tahun terakhir. Namun, Moldova tidak gentar dan tetap melanjutkan upaya mereka untuk bergabung dengan UE. Mereka juga mendapat dukungan dari negara-negara mitra di Barat yang telah membantu mereka mengatasi ancaman-ancaman dari Rusia.
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin dapat bernapas lega jika ia memutuskan untuk datang ke Brazil. Hal ini karena Presiden Brazil Jair Bolsonaro telah memberikan jaminan bahwa Putin tidak akan ditangkap jika ia datang ke negara tersebut. Namun, apakah Putin akan memanfaatkan jaminan tersebut, masih menjadi pertanyaan besar.