Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menunjukkan tren positif di akhir perdagangan Kamis, di tengah harapan akan penurunan suku bunga acuan BI-Rate di masa mendatang.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, menyatakan bahwa penurunan suku bunga dapat berdampak pada penurunan bunga kredit yang akan mendorong pembangunan infrastruktur dan meningkatkan konsumsi masyarakat.
Gubernur BI, Perry Warjiyo, juga telah mengumumkan kriteria yang harus dipenuhi untuk penurunan suku bunga BI-Rate, seperti penguatan nilai tukar rupiah, inflasi yang terkendali, dan pertumbuhan kredit yang mendukung perekonomian.
Di sisi global, sentimen pasar dipengaruhi oleh ketidakpastian waktu penurunan suku bunga oleh Amerika Serikat (AS). Namun, ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga di bulan Maret telah menurun menjadi 62,2 persen dari sebelumnya 76,9 persen.
Di Asia, ekonomi China juga menunjukkan pertumbuhan yang lebih rendah dari perkiraan pada kuartal keempat. Hal ini menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi dari dampak pandemi COVID-19 masih berlangsung lambat dan dapat berdampak pada pertumbuhan China pada tahun 2024.
Pada penutupan perdagangan Kamis, rupiah menguat sebesar 19 poin atau 0,12 persen menjadi Rp15.624 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.643 per dolar AS. Sedangkan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia juga naik menjadi Rp15.630 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.639 per dolar AS.