“Rahasia Terbongkar! Qatar Geram atas Bocoran Negosiasi Netanyahu”

Diposting pada

Jakarta – Pemerintah Qatar mengecam tindakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang diduga menghalangi perundingan gencatan senjata serta pembebasan sandera dengan Hamas demi keuntungan politik pribadi.

Menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed al-Ansari, tindakan Netanyahu tersebut tidak bertanggung jawab dan merusak upaya mediasi yang dilakukan oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat selama tiga bulan terakhir.

Ansari menambahkan bahwa pernyataan Netanyahu adalah bukti bahwa ia lebih memprioritaskan karier politiknya daripada menyelamatkan nyawa tak berdosa. Hal ini dikarenakan Netanyahu sengaja mengkritik upaya mediasi Qatar dan menyalahkan Qatar atas serangan Hamas pada Oktober lalu.

Netanyahu juga dilaporkan tidak berterima kasih kepada Qatar atas upayanya yang telah membebaskan lebih dari 100 sandera pada November 2023. Ia juga mengekspresikan kemarahannya terhadap Amerika Serikat karena mempertahankan pangkalan militer di Qatar.

Menurut Ansari, tindakan Netanyahu tersebut dapat mempersulit perundingan mengenai bantuan, gencatan senjata, serta pembebasan sandera yang saat ini masih disandera di Jalur Gaza. Pada Kamis lalu, setidaknya 20 orang tewas dan 150 lainnya luka-luka dalam serangan yang disebut Hamas sebagai ulah Israel. Namun, Pasukan Pertahanan Israel belum memberikan tanggapan atas serangan tersebut.

Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat telah berperan sebagai mediator utama selama tiga bulan terakhir dalam serangan di Gaza. Doha berhasil mengamankan gencatan senjata selama seminggu pada November 2023, yang membebaskan lebih dari 100 sandera sebagai ganti 240 wanita dan anak-anak yang ditahan di penjara-penjara Israel.

Hal ini menunjukkan bahwa Qatar telah berperan penting dalam menyelamatkan nyawa tak berdosa di Gaza. Namun, tindakan Netanyahu yang menghalangi upaya mediasi ini menunjukkan bahwa ia tidak menghargai upaya Qatar untuk mencapai perdamaian di kawasan tersebut.

Dengan demikian, tindakan Netanyahu tersebut patut dikecam dan dipertanyakan, karena ia seharusnya lebih memprioritaskan kepentingan rakyatnya daripada kepentingan politik pribadinya. Jika tidak, konflik di Gaza akan terus berlanjut dan menimbulkan korban tak berdosa. Dari India, Presiden Joko Widodo juga telah mengirim pesan penting untuk Palestina, bahwa perdamaian harus segera tercapai dan konflik harus segera dihentikan. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia juga turut peduli dengan nasib rakyat Palestina dan berharap perdamaian dapat segera terwujud di kawasan tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *