Jakarta – Israel dan kelompok Hamas berada di jalur untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata yang berkepanjangan dalam dua minggu ke depan. Perjanjian ini dilaporkan oleh media New York Times pada Sabtu (27/1/2024).
Menurut sumber yang tidak ingin disebutkan namanya, kedua belah pihak telah menyusun rancangan perjanjian yang akan dibahas dalam pertemuan di Paris pada Minggu. Perjanjian ini akan mengakhiri pertempuran selama 30 hari pertama dan memperpanjang gencatan senjata selama satu bulan berikutnya.
Perjanjian ini juga akan memungkinkan pembebasan sandera dan tawanan dari kedua belah pihak. Selain itu, akan ada peningkatan bantuan kemanusiaan yang akan mencapai Gaza.
Operasi IDF yang diluncurkan sebagai tanggapan atas serangan Hamas pada Oktober 2023 telah menewaskan ribuan warga Palestina dan melukai puluhan ribu lainnya. Mahkamah Internasional (ICJ) juga telah memerintahkan Israel untuk mengambil tindakan untuk mencegah genosida di Gaza.
Hamas telah membebaskan sebagian besar sandera selama gencatan senjata pada November 2023, namun masih menahan sekitar 136 orang. Kelompok tersebut menuntut agar Israel menghentikan serangan dan menarik pasukannya dari Gaza.
Perjanjian ini akan menjadi kesepakatan gencatan senjata yang paling luas sejak konflik dimulai. Namun, masih ada banyak masalah yang harus diselesaikan, termasuk pembebasan lebih banyak warga Palestina yang ditahan oleh Israel. Pertemuan di Paris pada Minggu akan menentukan keberhasilan perjanjian ini.