Jakarta – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) baru saja mengumumkan hasil rebalancing indeks LQ45 yang paling likuid di BEI. Dalam daftar terbaru tersebut, terdapat empat saham baru yang masuk, salah satunya adalah PT Mitra Pack Tbk. (PTMP) yang mencuri perhatian.
Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, mengungkapkan bahwa proses pemilihan saham-saham yang masuk dalam indeks LQ45 menggunakan parameter kuantitatif dan kualitatif, seperti value, volume, frekuensi, rasio fundamental, dan parameter lainnya.
“Saham-saham yang masuk dalam indeks IDX30, LQ45, IDX80, dan indeks lainnya yang diumumkan oleh BEI telah melalui prosedur yang telah ditetapkan,” ujarnya pada Selasa (30/1).
Jeffrey juga menyatakan bahwa BEI telah menerima banyak masukan dari pelaku pasar dan terbuka untuk melakukan review manual terkait prosedur penyaringan LQ45.
“Prosedur dan manual ini sudah tidak direview selama 2 tahun, dan selama periode tersebut banyak emiten baru yang masuk. Jika hal tersebut mengubah landscape kami, maka parameter-parameter tersebut harus ditingkatkan dan kami sangat terbuka untuk itu,” ungkapnya.
Selain itu, BEI juga terbuka untuk melakukan evaluasi mayor indeks lebih sering. Saat ini, evaluasi mayor dilakukan setiap 6 bulan sekali, namun BEI dapat mempertimbangkan untuk melakukan evaluasi lebih sering seperti yang dilakukan oleh MSCI setiap 3 bulan sekali.
“Kami akan mengevaluasi hal ini dan jika disepakati, kami dapat melakukannya segera. Kemungkinan paling cepat adalah pada Maret 2024,” tambah Jeffrey.
Untuk diketahui, PT Mitra Pack Tbk. telah mencatatkan sahamnya di BEI pada 6 Maret 2023 dengan harga Rp120 per saham dan berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp96 miliar. Dana tersebut digunakan untuk modal kerja dan pengembangan usaha perusahaan.
Hari sebelum pengumuman rebalancing indeks, harga saham PTMP tercatat sebesar Rp228 per saham dengan valuasi hanya Rp772 miliar. Sementara tiga saham lain yang masuk (PGEO, MTEL, dan MBMA) memiliki kapitalisasi pasar setidaknya Rp50 triliun.
Di sisi lain, Indika Energy (INDY) memiliki valuasi yang lebih rendah dari empat saham yang didepak dari LQ45, namun valuasinya masih 10 kali lipat dari PTMP. Sedangkan saham dengan valuasi terbesar adalah TPIA dengan kapitalisasi pasar lebih dari Rp450 triliun.
PTMP memiliki pelanggan dari berbagai industri, seperti makanan olahan, minuman, petrokimia, kosmetik, hingga kesehatan dan farmasi.
Pendiri dan pengendali PTMP adalah Ardi Kusuma melalui kepemilikan tidak langsung di perseroan melalui holding group, yaitu PT Kencana Usaha Sentosa (KUS). Ardi Kusuma memiliki 70% saham di PT KUS dan juga menjabat sebagai Presiden Direktur PTMP serta direktur dan pemegang saham di beberapa perusahaan dalam grup yang bergerak di bidang manufaktur mesin koding, properti, dan akuakultur pembudidaya teripang.
Artikel Selanjutnya Daftar Baru Saham LQ45, PGEO Masuk TPIA Keluar
Jakarta – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) baru saja mengumumkan hasil rebalancing indeks LQ45 yang paling likuid di BEI. Dalam daftar terbaru tersebut, terdapat empat saham baru yang masuk, salah satunya adalah PT Mitra Pack Tbk. (PTMP) yang mencuri perhatian.
Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengungkapkan bahwa saham-saham yang masuk dalam indeks LQ45 telah melalui prosedur yang ditetapkan menggunakan parameter kuantitatif dan kualitatif, seperti value, volume, frekuensi, rasio fundamental, dan parameter lainnya.
“Prosedur dan manual ini telah direview selama 2 tahun, dan banyak emiten baru yang masuk selama periode tersebut. Jika hal tersebut mengubah landscape kami, maka parameter-parameter tersebut harus ditingkatkan, dan kami sangat terbuka untuk itu,” ujarnya pada Selasa (30/1).
Jeffrey juga menyatakan bahwa BEI telah menerima banyak masukan dari para pelaku pasar dan terbuka untuk melakukan review manual terkait prosedur penyaringan LQ45.
“Kami juga terbuka untuk melakukan evaluasi mayor indeks lebih sering. Saat ini, evaluasi mayor dilakukan setiap 6 bulan sekali, namun kami dapat mempertimbangkan untuk melakukannya lebih sering seperti yang dilakukan oleh MSCI setiap 3 bulan sekali,” tambahnya.
“Kami akan mengevaluasi hal ini dan jika disepakati, kami dapat melakukannya segera. Kemungkinan paling cepat adalah pada Maret 2024,” pungkas Jeffrey.
Untuk diketahui, PT Mitra Pack Tbk. telah mencatatkan sahamnya di BEI pada 6 Maret 2023 dengan harga Rp120 per saham dan berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp96 miliar. Dana tersebut digunakan untuk modal kerja dan pengembangan usaha perusahaan.
Hari sebelum pengumuman rebalancing indeks, harga saham PTMP tercatat sebesar Rp228 per saham dengan valuasi hanya Rp772 miliar. Sementara tiga saham lain yang masuk (PGEO, MTEL, dan MBMA) memiliki kapitalisasi pasar setidaknya Rp50 triliun.
Di sisi lain, Indika Energy (INDY) memiliki valuasi yang lebih rendah dari empat saham yang didepak dari LQ45, namun valuasinya masih 10 kali lipat dari PTMP. Sedangkan saham dengan valuasi terbesar adalah TPIA dengan kapitalisasi pasar lebih dari Rp450 triliun.
PTMP memiliki pelanggan dari berbagai industri, seperti makanan olahan, minuman, petrokimia, kosmetik, hingga kesehatan dan farmasi.
Pendiri dan pengendali PTMP adalah Ardi Kusuma melalui kepemilikan tidak langsung di perseroan melalui holding group, yaitu PT Kencana Usaha Sentosa (KUS). Ardi Kusuma memiliki 70% saham di PT KUS dan juga menjabat sebagai Presiden Direktur PTMP serta direktur dan pemegang saham di beberapa perusahaan dalam grup yang bergerak di bidang manufaktur mesin koding, properti, dan akuakultur pembudidaya teripang.
Artikel Selanjutnya Daftar Baru Saham LQ45, PGEO Masuk TPIA Keluar