Jakarta – Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah membuat keputusan mengenai serangan pesawat tak berawak (drone) di Yordania utara yang menewaskan tiga tentara AS dan melukai puluhan lainnya. Milisi yang didukung Iran yang disalahkan atas serangan tersebut telah mengumumkan penghentian operasi anti-AS. Biden mengatakan bahwa Iran bertanggung jawab atas serangan tersebut karena memasok senjata ke milisi tersebut. Namun, ia menegaskan bahwa AS tidak ingin terlibat dalam perang yang lebih luas di Timur Tengah.
Menanggapi pertanyaan mengenai keterlibatan langsung Iran dalam serangan tersebut, Biden menyatakan bahwa AS akan melakukan diskusi mengenai hal tersebut. Namun, ia menekankan bahwa AS tidak ingin terlibat dalam perang yang lebih luas di Timur Tengah. Pernyataan ini mencerminkan keseimbangan yang ingin dicapai oleh AS dalam mencegah serangan lebih lanjut dan memuaskan opini publik tanpa memicu konflik langsung dengan Iran.
Para analis militer memperkirakan bahwa pembalasan langsung di wilayah Iran tidak mungkin terjadi. AS juga telah menyarankan bahwa respons mereka akan dilakukan secara bertahap dan tidak sekaligus. Salah satu opsi yang terbuka bagi AS adalah menyerang anggota Garda Revolusi Islam (IRGC) yang beroperasi di wilayah di luar Iran, seperti di Suriah. Namun, operasi semacam itu tetap memiliki risiko eskalasi yang bisa lepas kendali.
Selain itu, AS juga harus mempertimbangkan sikap NATO, yang berkomitmen untuk membantu AS dalam mempertahankan rakyatnya namun juga ingin mencegah konflik berkembang dan menyebar. Menurut Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, AS akan merespons serangan tersebut dengan tegas dan pada waktu yang tepat. Namun, ia juga menegaskan bahwa AS juga akan bekerja untuk mencegah konflik yang lebih luas di Timur Tengah.
Dengan adanya keputusan yang telah dibuat oleh Biden, AS akan segera merespons serangan tersebut. Namun, respons tersebut akan dilakukan secara bertahap dan dipertahankan seiring berjalannya waktu. Hal ini juga mencerminkan keseimbangan yang ingin dicapai oleh AS dalam menanggapi serangan tersebut. Namun, AS harus tetap waspada terhadap risiko eskalasi yang bisa terjadi akibat respons mereka.