Gerakan tandingan yang mengatasnamakan diri sebagai Alumni dan Akademisi Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta Se-Indonesia telah muncul sebagai respons atas kritik yang dilontarkan oleh sejumlah sivitas akademika terhadap pemerintahan Jokowi. Berbeda dengan sikap kritis yang diungkapkan oleh sivitas akademika UGM, UII, UI, dan UMY, kelompok ini justru menyatakan bahwa Indonesia sedang dalam kondisi yang baik menjelang Pemilu 2024.
Dalam sebuah maklumat yang dibacakan pada Jumat lalu, perwakilan dari Universitas Indonesia, Kun Nurachadijat, menyatakan bahwa Indonesia sedang berada dalam proses demokrasi yang sehat dan demokratis. Namun, sikap kelompok ini mendapat kritik dari tokoh-tokoh seperti mantan Deputi II Kepala Staf Presiden Yanuar Nugroho dan Rumail Abbas. Yanuar Nugroho menyangsikan status akademisi dari kelompok ini, sementara Rumail Abbas menemukan fakta bahwa beberapa nama yang disebutkan tidak tercatat sebagai dosen atau mahasiswa di perguruan tinggi yang mereka sebutkan.