Sappe, sosok yang mengaku sebagai perwakilan nelayan dan petani di kota Parepare, Sulawesi Selatan, akhirnya terungkap saat kampanye Anies Baswedan. Aksinya yang diduga memanfaatkan situasi untuk mendapatkan perhatian warganet, membuatnya terkena sorotan. Dalam orasinya di atas panggung, Sappe menyampaikan harapannya kepada Anies Baswedan untuk membawa perubahan di Indonesia.
Namun, banyak yang meragukan identitas dan tujuan sebenarnya dari Sappe. Pakaian yang digunakan dan cara berorasi yang tidak seperti seorang nelayan, menimbulkan keragu-raguan. Untuk menjelaskan hal tersebut, Sappe melakukan klarifikasi di media sosial.
Dalam video klarifikasinya, Sappe memastikan bahwa dirinya memang seorang nelayan yang tinggal di pesisir pantai Kota Parepare. Ia juga sempat berencana untuk memimpin aksi membawa perahu nelayan ke SPBU sebagai bentuk protes atas sulitnya mendapatkan bahan bakar.
Namun, Sappe juga mengungkapkan bahwa saat ini ia maju sebagai Calon Legislatif dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah seorang nelayan bisa menjadi seorang caleg. Namun, Sappe menegaskan bahwa tidak ada yang melarang seorang nelayan untuk berpolitik.
Selain itu, penampilan Sappe juga menjadi sorotan. Ia menjelaskan bahwa cara berpakaian dan aksinya merupakan cara untuk menyampaikan aspirasi. Ia juga menegaskan bahwa perhiasan yang digunakan bukanlah emas, melainkan hanya aksesori biasa.
Sebelumnya, Anies Baswedan hadir dalam Konsolidasi Akbar DPW Partai NasDem Sulsel di Kota Parepare. Dalam kesempatan tersebut, Anies menekankan pentingnya membangun perkotaan tidak hanya dari sisi infrastruktur, tetapi juga perangkat pendukung yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
Saat itu, Sappe juga naik ke atas panggung dan menyampaikan keluh kesahnya. Ia menegaskan bahwa tidak membutuhkan makan siang dan susu gratis, melainkan kesetaraan untuk nelayan dan petani. Dengan demikian, Sappe ingin menyampaikan pesan bahwa kebutuhan dasar nelayan dan petani harus diperhatikan dan diakomodasi oleh pemerintah.