Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, mengumumkan penambahan dua direksi baru untuk memperkuat posisi perusahaan dalam menghadapi proses transisi energi yang tengah berlangsung. Hal ini juga dilakukan untuk mempercepat akselerasi Pertamina dalam mencapai tujuan perusahaan.
Nicke mengatakan bahwa penambahan direksi baru ini merupakan langkah yang tepat mengingat strategi perusahaan yang terbagi menjadi dua, yaitu pengembangan energi baru terbarukan dan pengembangan energi konvensional. Dengan adanya penambahan direksi baru, diharapkan kedua strategi tersebut dapat berjalan seimbang dan menguntungkan Pertamina.
Dua direksi baru yang ditambahkan adalah Wiko Migantoro sebagai Wakil Direktur Utama dan Ahmad Siddik Badrudin sebagai Direktur Manajemen Risiko. Wiko sendiri telah berpengalaman selama 31 tahun di Pertamina dan berkomitmen untuk memberikan kontribusi terbaiknya dalam mencapai tujuan perusahaan, khususnya terkait transisi energi.
Sementara itu, Ahmad akan bertanggung jawab untuk memperkuat manajemen risiko di Pertamina, sehingga perusahaan dapat beroperasi dengan aman namun tetap efisien. Hal ini juga sejalan dengan visi dan misi Pertamina Group untuk menjadi perusahaan energi terkemuka di Indonesia.
Sebelumnya, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok telah mengundurkan diri dari posisinya sebagai Komisaris Utama Pertamina. Hal ini dilakukan agar Ahok dapat fokus dalam mendukung calon presiden dan wakil presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Dengan penambahan dua direksi baru ini, diharapkan Pertamina dapat terus berkembang dan meraih prestasi yang lebih baik di masa depan. Selain itu, perusahaan juga akan terus berinovasi dan beradaptasi dengan perkembangan dunia energi yang semakin dinamis.
