"Kontroversi Kehadiran Hamas di Rusia: Apa Maksud Sebenarnya di Balik Undangan Putin?"

“Ini Alasan Putin Mengundang Hamas ke Rusia, Apa Tujuan Sebenarnya di Balik Tindakan Kontroversialnya?”

Diposting pada

Jakarta – Rusia telah mengundang Hamas ke Moskow untuk membahas perang Israel-Hamas dan isu-isu lain di Timur Tengah. Hal ini dikatakan oleh Wakil Menteri Luar Negeri Mikhail Bogdanov yang merupakan utusan khusus Presiden Vladimir Putin untuk Timur Tengah. Pembicaraan tersebut direncanakan akan dilakukan pada tanggal 29 Februari.

Meskipun demikian, Rusia juga telah mengundang sejumlah kelompok Palestina lainnya untuk melakukan pembicaraan “antar-Palestina”. Faksi Fatah yang menguasai Tepi Barat juga mendapat undangan.

“Kami mengundang seluruh perwakilan Palestina, termasuk Suriah, Lebanon, dan negara-negara lain di kawasan ini,” ujar Bogdanov.

Rusia telah lama berusaha menjalin hubungan baik dengan semua pemain utama di Timur Tengah. Namun, belakangan ini Rusia semakin kritis terhadap Israel dan pendukung Baratnya di tengah konflik yang sedang berlangsung di Gaza.

Presiden Putin bahkan telah menyerukan gencatan senjata. Namun, kemitraan Rusia dengan Iran dan Hamas telah memperburuk hubungan Rusia-Israel sejak konflik tersebut pecah.

Jumlah korban tewas warga Palestina di Jalur Gaza terus meningkat. Data terbaru menunjukkan bahwa sudah ada 28.985 orang yang tewas dan 68.883 orang yang terluka sejak serangan pertama Israel di wilayah tersebut pada 7 Oktober.

Sementara itu, Israel berencana untuk menyerbu Rafah di Gaza selatan, yang dikhawatirkan akan memperburuk krisis kemanusiaan di daerah tersebut. Hal ini juga memicu kekhawatiran internasional atas kurangnya persatuan dalam menangani konflik tersebut.

“Situasi di Gaza merupakan bukti mengerikan atas kebuntuan hubungan global,” kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Konferensi Keamanan Munich, akhir pekan.

“Kurangnya persatuan di Dewan Keamanan dan bagaimana kurangnya persatuan telah menghambat kemampuan kita… untuk memperbaiki situasi di seluruh dunia,” tambah juru bicara PBB Stephane Dujarric.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *