Pertumbuhan kredit perbankan sekarang ini memang sebenarnya telah pada laju yang dimaksud berkembang lebih lanjut cepat. Namun, peningkatan yang dimaksud justru semakin menambah kredit menganggur atau prasarana kredit yang belum ditarik debitur.
Berdasarkan data statistik perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) nilai undisbursed loan secara sektor menunjukkan tren peningkatan berubah jadi Mata Uang Rupiah 2.101 triliun pada Januari 2024 dari periode serupa tahun 2023 yang digunakan mencapai Simbol Rupiah 1.924 triliun.
Beberapa bank juga mencatat prasarana kredit yang mana belum ditarik debitur juga kian bertumpuk. Sebut saja, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang hingga Februari 2024 nilai total pembiayaan yang dimaksud belum ditarik dalam BCA mencapai Rupiah 398,58 triliun.
Pada pada waktu yang sama, penyaluran kredit BCA mencapai Mata Uang Rupiah 790,2 triliun atau bertambah 15,05% secara tahunan (year on year/YoY).
“Kami mengamati sektor-sektor seperti telekomunikasi, jasa keuangan, komoditas/energi, hingga kredit konsumen miliki prospek untuk mengupayakan perkembangan total kredit ke depan,” kata EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn untuk kontan.co.id.
Seiring proyeksi peningkatan ekonomi Indonesia yang positif, BCA yakin permintaan sarana kredit sepanjang 2024 akan terjaga. Faktor naiknya harga yang digunakan terkendali, juga likuiditas BCA yang dimaksud memadai juga menambah optimisme pihaknya agar dapat menjaga peningkatan kredit berkualitas secara berkelanjutan.
Presiden Direktur CIMB Niaga, Lani Darmawan juga mengaku undisbursed loan masih stabil, untuk UMKM sekitar 30% an dan juga comercial sekitar 35%-40% per Maret 2024 kendati tiada membeberkan lebih tinggi terpencil berapa nilainya.
“Kami tidak ada mengamati ada lonjakan undisbursed juga,” kata Lani.
Lani menyebut, pihaknya masih mengawaitu penurunan suku bunga kredit apabila BI rate sanggup turun ke semester ke 2.
Di sisi lain, Direktur Utama Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan juga Banten Tbk (BJB), Yuddy RenaldiĀ melihat, trenĀ undisbursed loan mulai menurun, secara year to date pada Maret 2024 apabila dibandingkan dengan akhir tahun 2023 sudah pernah mengalami penurunan sekitar 3%.
“Meskipun jikalau dilihat secara YoY masih mengalami peningkatan sejalan dengan ekspansi yang tersebut dilakukan,” katanya.
Adapun sampai dengan pada waktu ini perkembangan kredit Bank BJB berada pada kisaran 6%-7%. Yuddy mengatakan, dinamika global yang tersebut juga berdampak pada kebijakan ke di negeri juga mempengaruhi bank untuk lebih banyak berhati-hati untuk memberikan prasarana kredit teristimewa pada sektor yang tersebut mempunyai eksposur besar pada pangsa luar negeri juga valuta asing.
“Demikian juga para pelaku bidang yang cenderung wait and see melihat perkembangan arah kebijakan suku bunga juga juga proyeksi naiknya harga ke depan,” ujarnya.