Cuaca begitu cerah, awan biru menghiasi langit Jakarta. Riuh pengumuman kendaraan bermotor melaju kala menapakkan kaki di sekitar Gedung Perwira di kompleks Kantor Pusat lama PT Pertamina, Jakarta.
Setapak melangkahkan kaki mendekati gedung, pandangan menyapu sekeliling kompleks bangunan yang digunakan dikelilingi pepohonan hijau yang dimaksud meneduhkan sekitarnya.
Gedung Perwira bernuansa putih dengan atap cokelat. Bangunan di Jalan Perwira 6, DKI Jakarta Pusat, ini merupakan cagar budaya yang mana dikuatkan dengan Keputusan Pengelola DKI Ibukota Nomor 475 tahun 1993. Dengan predikat itu, kian meneguhkan keberadaannya sebagai bangunan yang tersebut bernilai penting, bersejarah dan juga mempunyai nilai pengetahuan bagi rakyat luas.
Bangunan masih tampak kokoh dengan tersemat profil khas masa kolonial Belanda pada tiap sudut bagian gedung. Keberadaan menara ke sudut bangunan dengan logo PT Pertamina, kian menambah kegagahannya. Gedung itu telah terjadi melintasi bervariasi zaman silih berganti. Gedung ini juga mengalami berubah-ubah fungsi hingga akhirnya pada 1957 digunakan sebagai kantor pusat lama PT Pertamina.
Bila menilik bagian interior salah satu area, yakni pada kompleks departemen komunikasi, tampak kokoh tiang penyangga di dalam samping kanan kiri tangga dengan hiasan batu alam berwarna hitam.
Tangga pada tengahnya tampak jelas menjadi pengantar menuju ruang lain, bahkan seakan siap mengantarkan pengunjung ke ruang lalu waktu yang dimaksud berbeda dari masa sekarang yang sarat akan modernisasi.
Menilik bermacam sumber, binaan ini rupanya sempat berubah menjadi kantor pusat perusahaan minyak milik Belanda bernama Bataafsche Petroleum Maatschappij. Di pada kompleks kantor pusat lama PT Pertamina ini terdapat lima gedung.
Lima bangunan itu meliputi Gedung Perwira 2, Gedung Perwira 4, Gedung Perwira 6, Gedung Utama, kemudian Gedung Annex yang mana sudah ada berdiri selama 85 tahun sejak 1938.
Guna mempertahankan warisan budaya, maka perawatan dijalankan guna menjaga kekokohan dan juga kegagahan struktur dan juga isinya. Dengan demikian, dari sisi keindahan dan juga nilai-nilai histori senantiasa dapat dinikmati oleh para pegawai yang dimaksud berubah menjadi penghuni pada beberapa area kerja pada dalamnya maupun warga yang dimaksud melintas.
Usia bangunan yang dimaksud tak lagi muda, memproduksi pengelola Gedung Perwira secara berkala melakukan peremajaan minor baik pada bagian interior lalu eksterior, namun tanpa merubah konsep awal bangunan agar nilai cagar budaya tetap melekat.
Lewat peremajaan dan juga perbaikan itu, diharapkan dapat menjadikan lokasi bangunan yang mana berada ke kawasan ring satu, dekat Istana Presiden, ini masih aman, nyenyak juga mampu mengupayakan produktivitas kerja para perwira Pertamina.
Perwira yang tersebut melekat pada nama struktur mempunyai makna Pertamina Wira yang dimaksud merupakan sebutan bagi para pekerja Pertamina. Pertamina menilai, perwira merupakan aset yang berharga di mengakselerasi capaian visi kemudian misi perusahaan energi nasional kelas bumi dan juga berubah menjadi juara pada sektor energi secara global.
Sebagai saksi perkembangan perusahaan minyak kemudian gas PT Pertamina yang digunakan berdiri sejak 1957, Pertamina senantiasa berazam merawat keaslian bentuk struktur kemudian tidak ada melakukan pemugaran maupun pembongkaran.
“Pertamina berikrar akan terus menjaga orisinalitas kompleks serta tak melakukan pemugaran ataupun pembongkaran terhadap Gedung Perwira,” kata Fadjar.