Ibukota – eksekutif berusaha mencapai menurunkan biaya logistik dari 14,29 persen berubah menjadi 8 persen dari hasil domestik bruto (PDB), guna menggalakkan peningkatan dunia usaha yang tersebut lebih lanjut efisien lalu kompetitif.
“Pemerintah berusaha mencapai menurunkan biaya logistik dari 14,29 persen menjadi 8 persen dari PDB,” kata Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi di Seminar Nasional Sehari bertemakan ‘Peningkatan Kemampuan Logistik di dalam Indonesia: Refleksi, Tantangan, juga Kans Sistem Logistik Nasional’ pada Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, Jawa Barat, Kamis.
Menhub menyampaikan bahwa strategi pengembangan logistik ke tahun 2024-2045 melibatkan beberapa aspek, yakni perubahan struktural digital layanan logistik, pengurangan biaya transportasi, optimalisasi pemanfaatan tol laut, penguatan konektivitas, dan juga peningkatan aksesibilitas antarwilayah.
“Upaya ini bertujuan untuk menurunkan biaya logistik dari 14,29 persen menjadi 8 persen dari PDB,” kata Menjub di penjelasan dalam Jakarta.
Menhub menambahkan pemerintah Tanah Air terus berupaya menurunkan biaya logistik nasional melalui pengembangan strategi yang tersebut komprehensif. Tren skor Logistic Performance Index (LPI) Tanah Air secara umum pun menunjukkan pertumbuhan yang mana positif, bahkan mulai menyusul peringkat LPI Filipina.
Menurut dia, efisiensi logistik transportasi terus-menerus berubah menjadi perhatian nomor satu bagi para pelaku logistik. Karena itu, butuh penguatan sistem logistik nasional untuk mencapai Tanah Air Emas 2045 melalui penurunan biaya logistik juga untuk mengatasi beraneka tantangan yang tersebut terjadi.
Menhub menerangkan, semangat efisiensi juga efektivitas logistik ini sejalan dengan kebijakan pemerintah yang dimaksud mengatur penguatan juga penataan melalui National Logistic Ecosystem (NLE), sesuai Inpres No. 5 Tahun 2020 tentang Penataan Ekosistem Logistik Nasional.
“NLE yang diimplementasikan di dalam beberapa pelabuhan juga bandara berkontribusi terhadap efisiensi waktu serta biaya layanan,” jelasnya.
Ia menyebutkan, pada waktu ini terdapat 264 pelabuhan yang telah dilakukan mengaplikasikan Inaportnet, pada mana 46 pelabuhan telah lama terintegrasi dengan NLE kemudian 6 bandara telah dilakukan menerapkan Tempat Pemeriksaan Fisik Terpadu (TPFT).
“Untuk membantu penerapan NLE, Kementerian Perhubungan terus menggalakkan upaya perbaikan layanan melalui digitalisasi, khususnya yang berkaitan dengan layanan kapal, barang juga penumpang,” ungkap Menhub.
Meski begitu, lanjut Menhub, semua pihak yang digunakan berkepentingan tak boleh lengah dengan keadaan pada waktu ini. Semua pihak harus terus berinovasi, beradaptasi dengan perkembangan global dan juga tantangan baru, hingga perlunya semangat bekerja sama.
“Perlu komitmen bersatu antara penyedia serta pengguna jasa logistik, kolaborasi serta sinergitas antar kementerian kemudian lembaga, pemerintah pusat kemudian daerah, juga pihak swasta guna mewujudkan efisiensi sistem logistik nasional,” terangnya.
Ia juga menghadirkan semua pihak untuk berperan terlibat dan juga memberikan sumbangan terbaik di mewujudkan Indonesia yang digunakan lebih tinggi forward kemudian sejahtera melalui peningkatan kinerja logistik nasional.
Menhub mengapresiasi ITB yang dimaksud sudah pernah berinisiatif menyelenggarakan seminar ini. Menurutnya, seminar yang tersebut dilakukan tak semata-mata menjadi forum diskusi kemudian pertukaran ide semata, namun juga berubah menjadi langkah konkret pada upaya meningkatkan kinerja logistik nasional.